Artikel dan Tips - Image Bali Arsitek & Kontraktor
Artikel dan Tips - Image Bali Arsitek & Kontraktor

Mengenal Bangunan Jineng Bali

Mengenal Bangunan Jineng Bali
Unit sebuah bangunan Jineng terletak di bagian arah Tenggara dari natah umah, atau sering pula disebut dengan nama Kelumpu, atau untuk yang memiliki ukuran agak lebih besar lagi disebut Gelebeg. Fungsi Jineng  tersebut adalah sebagai tempat untuk menyimpan padi (lumbung padi). Sementara yang disebut dengan Gelebeg, selain dipakai sebagai tempat menyimpan padi, juga bisa digunakan untuk tempat beristirahat atau juga bekerja. Pekerjaan seperti menenun kain, membuat lawar atau mebat bisa dilakukan di bangunan tersebut. Hal ini disebabkan di bawah ruang simpannya bangunan tersebut berisi bale-bale peristirahatan di bagian tengahnya. Bangunan Jineng biasanya berbentuk persegi panjang dengan memakai saka atau  tiang yang terbuat dari bahan kayu yang bisa  berjumlah empat atau enam. Bangunan Jineng adalah merupakan tempat untuk menyimpan padi yang menggunakan bebaturan dengan memakai lantai yang biasanya lebih rendah dari pada paonatau dapur.

Jineng sebagai salah satu model rumah panggung yang semula fungsi utamanya digunakan sebagai lumbung padi, lambat laun mengalami pergeseran fungsi dengan pengembangan model bangunan yang lebih modern dan estetis lagi. Salah satu bentuk modefikasi dari bangunan jineng adalah bentuk villa panggung yang tentunya masih dengan suasana berbagai material dan konsep alami yang dibangun. Rumah panggung memang memiliki kesan alami yang jauh lebih tinggi dibanding aneka jenis model rumah modern saat ini, kedekatan manusia terhadap alam ternyata sedikit menjadi tempat rekreasi batin manusia itu sendiri. Oleh karena itu aneka bentuk modefikasi rumah-rumah alami pun saat ini makin digemari oleh manusia.

Jineng sebagai salah satu rumah tradisional Bali saat ini memang telah mengalami banyak perkembangan modefikasi. Modefikasi yang dilakukan dengan tidak meninggalkan unsur-unsur budaya khas Bali akan membuat bangunan jineng terjaga kualitas budayanya sehingga memiliki nilai yang kian tinggi. Jineng sebagai bentuk arsitektur tradisional masyarakat Bali ternyata juga banyak diminati oleh para wisatawan asing. Saat ini semakin sedikit perumahan di Bali yang mempertahankan konsep jineng pada bangunan rumahnya. Hal ini disebabkan karena semakin tingginya harga lahan serta faktor keterdesakan kebutuhan yang lain. Upaya pelestarian jineng sebagai unsur kebudayaan lokal Bali bisa dilakukan dengan tetap melekatkan unsur lokal Bali pada setiap modefikasi dan rekonstruksi bangunan jineng modern. Hal ini akan membuat nilai jineng justru akan semakin tinggi. Inilah hal yang perlu dipertahankan untuk menjaga salah satu bentuk nilai budaya lokal.

Pemanfaatan jineng untuk kepentingan saat ini justru bisa dikombinasikan dengan aspek pariwisata lokal Bali. Baik untuk kepentingan bisnis maupun sebagai bagian dari objek wisata yang dibuat untuk menarik minat para wisatawan asing. Untuk pengelolaan bisnis, bangunan jineng bisa dimodefikasi menjadi bangunan-bangunan villa hunian yang menarik untuk tempat tinggal para wisatawan asing. Layaknya villa dan hotel, jineng modern juga bisa dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keistimewaan bangunan jineng adalah kedekatan suasana yang dibangun bersentuhan langsung dengan alam sehingga sangat memberi kesan rekreasi alami pada para penghuninya. Inilah suatu bentuk alih fungsi alternatif yang cukup cerdas sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya tradisional yang dikombinasikan dengan kemajuan teknologi modern. Nilai jineng sebagai unsur budaya lokal dengan cara ini justru akan lebih menjual dan bernilai lebih tinggi. Disamping itu tentunya akan juga menjadi peluang investasi yang menguntungkan. Orang tak lagi gengsi dengan sebuah bangunan tradisional yang terkenal kolot bagi kalangan muda saat ini, sebaliknya justru akan lebih terkesan elit namun tetap konservatif terhadap nilai-nilai budaya.
Artikel Lainnya :